Gubernur DKI jakarta dan wakilnya seperti yang telah kita ketahui dari awal memiliki kebijakan untuk mengurai kemacetan jakarta yaitu kebijakan Nopol Ganjil&Genap di Jakarta.
Memang banyak yang pro dan kontra terhadap aturan ini, menurut saya sebagai aturan ini kurang begitu efekif.Mengapa? Ini dikarenakan begitu banyak faktor yang terlibat di dalamnya, sebagai contoh : mau tidak mau aturan ini akan sangat melibatkan polisi lalu lintas sebagai pengawas di lapangan (jalan), belum lagi soal tingkat "kreatifitas" warga negara Indonesia yang selama ini kita kenal "sangat tinggi" atau dengan kata lain akal-akalan mereka juga akan berperan di dalam menghadapi aturan ganjil genap ini.Ujung-ujungnya aturan ini tidak efektif dan sulit dikendalikan oleh sistem yang ada nantinya.Faktor yang lain yaitu tentang device aatau alat pendeteksi nopol tersebut, yang sejauh ini saya ketahui adalah perangkat tersebut ternyata belum ada yang efektif dalam meng-capture atau mengambil foto nopol yang ada di kendaraan, belum lagi ditambah oleh faktor penghambat lain seperti tingkat kecepatan, sudut pandang kamera, dan lain-lain.
Sampai pada keputusan sekarang yaitu lebih memilih sistem Electronic Road Pricing (ERP), sebagai pengganti sistem plat Nopol ganjil-genap untuk membatasi kendaraan di ruas jalan dan mengurangi kemacetan di Jakarta.
Seperti berita yang saya kutip dari salah satu media online berikut ini "Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan aturan ganjil genap langsung akan diganti ke sistem ERP, karena Pemprov DKI Jakarta memang belum siap melaksanakan aturan ganjil genap dalam hal menyediakan sarana dan pra sarananya, seperti penyedian bus-bus."
Menurut saya pada akhirnya sistem ERP inilah yang cocok untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta sesuai dengan faktor yang mendukungnya.