MAKALAH
SOFTSKILL
Krisis
Ekonomi Global dan Krisis Ekonomi Indonesia
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA: CHRISTOFORUS
KISMARADI .S.S
NPM :
11110585
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi global diawali pada 15 September 2008 yang
menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika Serikat, kebangkrutan Leman
Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan
senior dan terbesar ke 4 di Amerika serikat menjadi awal dari drama krisis
keuangan di negara yang mengagung-agungkan sistem kapitalis tanpa batas. Siapa
yang menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan runtuh
.Celakanya apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat menyebar dan
menjalar keseluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat
keuangan dunia di Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan dunia
seperti Hongkong, China, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan Negara
lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham Indonesia (BEI) harus
disuspend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun kelihatan panik dalam
menyikapi permasalahan ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya
dampak krisis ekonomi global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan
oleh negara Indonesia.
Krisis ekonomi global ini adalah
salah satu dilema yang sedang dihadapi Indonesia sejak dahulu hingga sekarang.
Dan ini adalah dinamika kehidupan ekonomi yang tidak tetap perubahannya. Kadang
sistem ekonomi dunia naik, kadang sistem ekonomi dunia merosot drastis. Ini
menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali
Indonesia. Akibat langsungnya adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di
Indonesia. Yang mana sebelumnya saja sudah menjepit dompet masyarakat dan kini
semakin menekan sektor-sektor usaha yang menyediakan kebutuhan tersebut.
Misalnya: Petani yang menyediakan sayur mayur kini kesulitan dalam mencari
pupuk yang murah, padi menjadi kurang subur dan pasokan yang terbatas membuat
harga beras melonjak. Ini adalah satu dari ribuan keluhan masyarakat dalam
merasakan dampak buruk dari krisis global ini. Sehingga tema “Krisis Ekonomi
Global” ini sangat cocok untuk menjadi bahan diskusi bagi mahasiswa karena
mahasiswa juga mengalami dilema ini dalam hidupnya.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
makalah ini dibuat dengan rumusan permasalahan:
Definisi
Krisis Ekonomi Global?
Penyebab
dan akibat Krisis Ekonomi Global ?
Solusi
mengatasi Krisis Global tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH
PENGERTIAN KRISIS EKONOMI GLOBAL
Krisis ekonomi Global adalah
peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan/degresi
dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia.Sebagai contoh bahwa negara
adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan
besar dari sektor ekonominya. Peristiwa ini mengakibatkan rontoknya perusahaan
keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu. Bangkrutnya
Lehman Brothers langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham
di kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Asutralia, Singapura,
India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan drastis 7 sd 10 persen.
Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan
Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall Street
mengalami kerugian besar.
AKIBAT TERJADINYA KRISIS EKONOMI GLOBAL
AKIBAT KRISIS EKONOMI GLOBAL BAGI LUAR
NEGERI
Pada tahun 1907 krisis perbankan
Internasional dimulai di New York, setelah beberapa decade sebelumnya yakni
mulai tahun 1860-1921 terjadi peningkatan hebat jumlah bank di Amerika s/d 19
kali lipat. Selanjutnya, tahun 1920 terjadi depresi ekonomi di Jepang. Kemudian
pada tahun 1922 – 1923 German mengalami krisis dengan hyper inflasi yang
tinggi. Karena takut mata uang menurun nilainya, gaji dibayar sampai dua kali
dalam sehari. Selanjutnya, pada tahun 1927 krisis keuangan melanda Jepang (37
Bank tutup); akibat krisis yang terjadi pada bank-bank Taiwan
Pada tahun 1929 – 30 The Great Crash (di pasar modal NY) & Great Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net national product-nya terbangkas lebih dari setengahnya. Selanjutnya, pada tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan standard emas. Kemudian1944 – 66 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya. Berikutnya, pada tahun 1944 – 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.
Pada tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua.. Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) "tenang".
Pada tahun 1929 – 30 The Great Crash (di pasar modal NY) & Great Depression (Kegagalan Perbankan); di US, hingga net national product-nya terbangkas lebih dari setengahnya. Selanjutnya, pada tahun 1931 Austria mengalami krisis perbankan, akibatnya kejatuhan perbankan di German, yang kemudian mengakibatkan berfluktuasinya mata uang internasional. Hal ini membuat UK meninggalkan standard emas. Kemudian1944 – 66 Prancis mengalami hyper inflasi akibat dari kebijakan yang mulai meliberalkan perekonomiannya. Berikutnya, pada tahun 1944 – 46 Hungaria mengalami hyper inflasi dan krisis moneter. Ini merupakan krisis terburuk eropa. Note issues Hungaria meningkat dari 12000 million (11 digits) hingga 27 digits.
Pada tahun 1945 – 48 Jerman mengalami hyper inflasi akibat perang dunia kedua.. Selanjutnya tahun 1945 – 55 Krisis Perbankan di Nigeria Akibat pertumbuhan bank yang tidak teregulasi dengan baik pada tahun 1945. Pada saat yang sama, Perancis mengalami hyperinflasi sejak tahun 1944 sampai 1966. Pada tahun (1950-1972) ekonomi dunia terasa lebih stabil sementara, karena pada periode ini tidak terjadi krisis untuk masa tertentu. Hal ini disebabkan karena Bretton Woods Agreements, yang mengeluarkan regulasi di sektor moneter relatif lebih ketat (Fixed Exchange Rate Regime). Disamping itu IMF memainkan perannya dalam mengatasi anomali-anomali keuangan di dunia. Jadi regulasi khususnya di perbankan dan umumnya di sektor keuangan, serta penerapan rezim nilai tukar yang stabil membuat sektor keuangan dunia (untuk sementara) "tenang".
Namun ketika tahun 1971 Kesepakatan Breton Woods runtuh
(collapsed). Pada hakikatnya perjanjian ini runtuh akibat sistem dengan
mekanisme bunganya tak dapat dibendung untuk tetap mempertahankan rezim nilai
tukar yang fixed exchange rate. Selanjutnya pada tahun 1971-73 terjadi
kesepakatan Smithsonian (di mana saat itu nilai 1 Ons emas = 38 USD). Pada fase
ini dicoba untuk menenangkan kembali sektor keuangan dengan perjanjian baru.
Namun hanya bertahan 2-3 tahun saja.
Pada tahun 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat hukum "uang buruk (foreign exchange) menggantikan uang bagus (dollar yang di-back-up dengan emas)-(Gresham Law)". Pada tahun 1973 dan sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika baru di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan derivative. Maka tak aneh jika pada tahun 1973 – 1874 krisis perbankan kedua di Inggris; akibat Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.
Pada tahun 1973 Amerika meninggalkan standar emas. Akibat hukum "uang buruk (foreign exchange) menggantikan uang bagus (dollar yang di-back-up dengan emas)-(Gresham Law)". Pada tahun 1973 dan sesudahnya mengglobalnya aktifitas spekulasi sebagai dinamika baru di pasar moneter konvensional akibat penerapan floating exchange rate sistem. Periode Spekulasi; di pasar modal, uang, obligasi dan derivative. Maka tak aneh jika pada tahun 1973 – 1874 krisis perbankan kedua di Inggris; akibat Bank of England meningkatkan kompetisi pada supply of credit.
Pada tahun 1974 Krisis pada
Eurodollar Market; akibat west German Bankhaus ID Herstatt gagal mengantisipasi
international crisis. Selanjutnya tahun 1978-80 Deep recession di negara-negara
industri akibat boikot minyak oleh OPEC, yang kemudian membuat melambung
tingginya interest rate negara-negara industri.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Pada saat yang hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada tahun 1980 krisis dunia ketiga; banyaknya hutang dari negara dunia ketiga disebabkan oleh oil booming pada th 1974, tapi ketika negara maju meningkatkan interest rate untuk menekan inflasi, hutang negara ketiga meningkat melebihi kemampuan bayarnya. Pada tahun 1980 itulah terjadi krisis hutang di Polandia; akibat terpengaruh dampak negatif dari krisis hutang dunia ketiga. Banyak bank di eropa barat yang menarik dananya dari bank di eropa timur.
Pada saat yang hampir bersamaan yakni di tahun 1982 terjadi krisis hutang di Mexico; disebabkan outflow kapital yang massive ke US, kemudian di-treatments dengan hutang dari US, IMF, BIS. Krisis ini juga menarik Argentina, Brazil dan Venezuela untuk masuk dalam lingkaran krisis.
Perkembangan berikutnya, pada tahun
1987 The Great Crash (Stock Exchange), 16 Oct 1987 di pasar modal US & UK.
Mengakibatkan otoritas moneter dunia meningkatkan money supply. Selanjutnya
pada tahun 1994 terjadi krisis keuangan di Mexico; kembali akibat kebijakan
finansial yang tidak tepat. Pada tahun 1997-2002 krisis keuangan melanda Asia
Tenggara; krisis yang dimulai di Thailand, Malaysia kemudian Indonesia, akibat
kebijakan hutang yang tidak transparan. Krisis Keuangan di Korea; memiliki
sebab yang sama dengan Asteng.
Kemudian, pada tahun 1998 terjadi
krisis keuangan di Rusia; dengan jatuhnya nilai Rubel Rusia (akibat spekulasi)
Selanjutnya krisis keuangan melanda Brazil di tahun 1998. pad saat yang hamper
bersamaan krisis keuangan melanda Argentina di tahun 1999. Terakhir, pada tahun
2007-hingga saat ini, krisis keuangan melanda Amerika Serikat. Dari data dan
fakta historis tersebut terlihat bahwa dunia tidak pernah sepi dari krisis yang
sangat membayakan kehidupan ekonomi umat manusia di muka bumi ini.
AKIBAT KRISIS EKONOMI GLOBAL BAGI
DALAM NEGERI
Krisis ekonomi yang sedang dialami oleh beberapa negara
besar di dunia diantaranya AS secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian
di Indonesia.Maka dari itu pemerintah harus waspada dan antisipatif, karena
resesi ekonomi AS kemungkinan semakin parah sehingga bisa berdampak hebat
terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri
Krisis
ekonomi global bisa diumpamakan sebagai deretan kartu domino yang diatur
sejajar,jika pemain utamanya terjatuh maka akan membawa dampak buruk terhadap
yang lainnya (efek domino). Celakanya, kalau negara-negara berkembang yang
terkena krisis ekonomi, lembaga-lembaga keuangan internasional cenderung lepas
tangan. Akibatnya, krisis yang terjadi bisa sangat parah dan potensial
mengimbas ke wilayah lain.
Warung-warung
di pelosok Jakarta kini bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti
bahwa rakyat kebanyakan sudah tak berbelanja lagi. Sementara lapisan atas
justru berbelanja keperluan sehari-hari ke pasar-pasar modern milik pengusaha
besar. Ini menyebabkan kefailitan raksasa bagi dunia bisnis.
Saat
ini dampak resesi ekonomi global yang paling dirasakan adalah pada masyarakat
menengah ke atas, terlebih mereka yang bermain saham, valuta asing dan
investasi emas.
Dari pantauan media di sejumlah pasar
di tanah air, sejak BEJ melakukan suspend pada Jum’at (10/10/11) , harga
bahan-bahan pangan mulai merangkak naik. Jika sudah begini, masyarakat bawah
yang paling merasakan dampaknya.
Selain
itu, kenaikan harga bahan baku di sektor properti akibat pengaruh krisis
ekonomi global, sangat mungkin terjadi. Seperti di kutip dari Antara.co.id, Wakil
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo,
beberapa waktu lalu mengatakan, harga bahan baku yang diproduksi di dalam
negeri maupun luar negeri, berpotensi terpengaruh oleh krisis ekonomi ini.
Harga
bahan baku seperti besi, keramik, semen dan sejumlah aksesori rumah lainnya
yang berasal dari industri manufaktur, kata dia, sangat rentan mengalami
kenaikan.
Kenaikan
bahan baku akibat dampak krisis ekonomi ini akan semakin menyulitkan sektor
properti, setelah sebelumnya juga diterpa kenaikan harga bahan baku akibat
kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
BEBERAPA SOLUSI MENGATASI KRISIS
EKONOMI GLOBAL OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Presiden menegaskan 10 langkah yang
harus ditempuh semua pihak untuk menghadapi krisis keuangan yang terjadi di
Amerika Serikat (AS), sehingga tidak berdampak buruk terhadap pembangunan
nasional.
Pertama, Presiden mengajak semua pihak
dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa optimisme dan saling
bekerjasama sehingga bisa tetap menjagar kepercayaan masyarakat.
Kedua,
pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan antara lain
dengan terus mencari peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan
perekonomian domestik.
Ketiga
adalah optimalisasi APBN 2009 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap
memperhatikan `social safety net` dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan
yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta
pangan dan BBM.
Untuk itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya untuk peruntukan konsumtif.
Untuk itu perlu dilakukan efisiensi penggunaan anggaran APBN maupun APBD khususnya untuk peruntukan konsumtif.
Keempat,
ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat
bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan negara bisa
terjaga dan juga tenaga kerja dapat terjaga. Sementara Bank Indonesia dan
perbankan nasional harus membangun sistem agar kredit bisa mendorong sektor
riil. Di samping itu, masih menurut Kepala Negara, pemerintah akan menjalankan
kewajibannya untuk memberikan insentif dan kemudahan secara proporsional.
Kelima,
semua pihak lebih kreatif menangkap peluang di masa krisis antara lain dengan
mengembangkan pasar di negara-negara tetangga di kawasan Asia yang tidak secara
langsung terkena pengaruh krisis keuangan AS.
Keenam,
menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik
akan bertambah kuat.
Ketujuh,
perlunya penguatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank Indonesia,
dunia perbankan serta sektor swasta.
Kedelapan,
semua kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan memandang
remeh masalah yang dihadapi.
Kesembilan,
mengingat tahun 2009 merupakan tahun politik dan tahun pemilu, kaitannya dengan
upaya menghadapi krisis keuangan AS adalah memiliki pandangan politik yang non
partisan, serta mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan
maupun pribadi termasuk dalam kebijakan-kebijakan politik.
Kesepuluh,
Presiden meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada
masyarakat. Tak hanya pemerintah dan kalangan pengusaha, serta perbankan,
Kepala Negara juga memandang peran pers dalam hal ini sangat penting karena
memiliki akses informasi pada masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dan kesimpulan dari masalah-masalah
diatas adalah:
Krisis
ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia
mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia.
Krisis
ekonomi Global terjadi karena permasalahan ekonomi pasar di sluruh dunia yang
tidak dapat dielakkan karena kebangkrutan maupun adanya situasi ekonomi yang
carut marut.
Sektor
yang terkena imbasan Krisis Ekonomi Global adalah seluruh sektor bidang
kehidupan. Namun yang paling tampak gejalanya adalah sektor bidang ekonomi dari
terkecil hingga yang terbesar.
Cara
mengatasi permasalah Krisis ekonomi bagi masyarakat adalah lebih selektif dalam
memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama pemerintah dan sebaliknya
dari pemerintah untuk lebih sigap dalam situasi masyarakat.
SARAN
Kepada masyarakat untuk tetap
bersabar terhadap situasi permasalahan kita ini dan mempercayakan segala
sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai dari pribadi dan diri sendiri, untuk
mengikuti saran yang telah dituliskan di atas. Dan bagi para mahasiswa untuk
menjadi lebih kritis. Semoga makalah ini menjadi kajian yang baik meskipun
masih terdapat kekurangan. Atas perhatian dari seluruh pihak, kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
makalah ilmu ekonomi dari
akademi manajemen komputer dan informatika ketapang